A.
Manajemen
File
Manajemen
file adalah suatu metode dan struktur data yang dipakai oleh sistem operasi
untuk mengatur serta menorganisir file yang terdapat pada disk atau partisi
disk. File system diartikan sebagai disk atau partisi yang dipakai untuk
menyimpan file-file dalam cara tertentu.
Pengertian
manajemen file secara umum dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang
berhubungan dengan penyimpanan, penempatan, pengumpulan, pemeliharaan,
distribusi surat-menyurat, perhitungan, catatan, penggrafikkan, klasifikasi,
dan sejenisnya untuk kemudahan dalam berorganisasi atau berbisnis.
Manfaat Manajemen File
1. Meminimalisir
Resiko Kehilangan File
File
di dalam komputer bisa saja tidak sengaja terhapus. Dalam banyak kasus,
kejadian tidak sengaja menghapus file ini bisa sangat merugikan.
2. Memudahkan
Pencarian File
Penyimpanan
file dalam sistem operasi komputer bisa dilakukan dengan teratur, baik penamaan
file maupun letak file. Hal ini akan memudahkan pencarian seseorang ketika akan
menggunakan kembali file tersebut.
3. Mengetahui
File yang tak Terpakai
Ada
kalanya file yang disimpan sudah tidak diperlukan lagi. Untuk menghemat
kapasitas penyimpanan maka kita bisa menghapus file yang tak terpakai dengan
mudah.
Sasaran Manajemen File
Ada
beberapa sasaran yang ingin dicapai oleh Manajemen File yang efektif,
diantaranya adalah:
·
Untuk memenuhi kebutuhan dari manajemen
data bagi user atau operator komputer
·
Memastikan data di dalam file adalah benar
·
Memberikan dukungan berupa masukan (input)
dan keluaran (output) berbagai tipe perangkat penyimpanan
·
Meminimalisir atau bahkan menghilangkan
potensi kehilangan data atau upaya perusakan data
·
Menyediakan sekumpulan rutin antar muka
masukan (input) atau keluaran (output)
·
Memberikan dukungan berupa masukan (input)
dan keluaran (output) kepada banyak pengguna (user) pada sistem multiuser.
Arsitektur Manajemen File
Arsitektur
manajemen file terdiri dari beberapa bagian, diantaranya adalah:
1. Sistem
Akses
Ini
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan cara sebuah data yang disimpan
pada file dapat diakses.
2. Manajemen
File
Ini
adalah segala hal yang berkaitan dengan penyediaan mekanisme operasi pada file.
Misalnya; penyimpanan, pengacuan, pemakaian bersama, dan pengamanan.
3. Manajemen
Ruang Penyimpanan
Ini
berkaitan dengan alokasi ruang untuk penyimpanan file tersebut pada perangkat
penyimpanan.
4. Mekanisme
Integritas File
Ini
berkaitan dengan jaminan informasi pada file yang tidak terkorupsi (corrupt
file).
Tipe File Pada Sistem Operasi
Secara
umum ada tiga tipe file yang terdapat pada sistem operasi, diantaranya adalah:
1. Regular
File
File
reguler terdiri dari file teks dan biner. File teks ini berisi barisan teks
dalam format txt. Sedangkan file biner berisi ekseskusi (exe) dan juga biner
dari berbagai program aplikasi dalam komputer.
File
biner berbentuk exe hanya diketahui oleh sistem operasi. Sedangkan biner hasil
program aplikasi hanya diketahui oleh program aplikasi yang menggunakan file
tersebut.
2. Directory
File
File
direktori adalah file yang dimiliki oleh Operation System sebuah komputer. File
ini berisi semua informasi terkait daftar file yang berada di dalam folder atau
direktori.
3. Special
File
File
spesial adalah nama logik perangkat masukan (input) atau keluaran (output) yang
dianggap sebagai file.
B.
Manajemen
I/O
Dalam
sistem komputer manajemen i/o sangat diperlukan karena i/o adalah sarana user
untuk bisa berkomunikasi dengan komputer. Sering disebut device manager.
Menyediakan “device driver” yang umum sehingga operasi I/O dapat seragam
(membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang
sama untuk membaca file pada hard-disk, CD-ROM dan floppy disk.
Fungsi
Manajemen I/O
·
Mengirim perintah ke perangkat input /
output agar menyediakan layanan.
·
Menangani interupsi perangkat input /
output
·
Menangani kesalahan perangkat input
/output.
·
Menyediakan interface ke pemakai.
Teknik Management Input Output
1. I/O
Terprogram
Pada
I/O terprogram, data saling dipertukarkan antara CPU dan modul I/O. CPU
mengeksekusi program yang memberikan operasi I/O kepada CPU secara langsung,
seperti pemindahan data, pengiriman perintah baca maupun tulis, dan monitoring
perangkat.
Kelemahan
teknik ini adalah CPU akan menunggu sampai operasi I/O selesai dilakukan modul
I/O sehingga akan membuang waktu, apalagi CPU lebih cepat proses operasinya.
Dalam teknik ini, modul I/O tidak dapat melakukan interupsi kepada CPU terhadap
proses – proses yang diinteruksikan padanya. Seluruh proses merupakan tanggung
jawab CPU sampai operasi lengkap dilaksanakan
2. I/O
Interrupt
Teknik
interrupt – driven I/O memungkinkan proses tidak membuang – buang waktu.
Prosesnya adalah CPU mengeluarkan perintah I/O pada modul I/O, bersamaan
perintah I/O dijalankan modul I/O maka CPU akan melakukan eksekusi perintah –
perintah lainnya. Apabila modul I/O telah selesai menjalankan instruksi yang
diberikan padanya akan melakukan interupsi pada CPU bahwa tugasnya telah
selesai.
Dalam
teknik ini kendali perintah masih menjadi tanggung jawab CPU, baik pengambilan
perintah dari memori maupun pelaksanaan isi perintah tersebut. Terdapat
selangkah kemajuan dari teknik sebelumnya, yaitu CPU melakukan multitasking
beberapa perintah sekaligus sehingga tidak ada waktu tunggu bagi CPU. Teknik
interrupt – driven I/O memungkinkan proses tidak membuang buang waktu.
Prosesnya adalah CPU mengeluarkan perintah I/O pada modul I/O, bersamaan
perintah I/O dijalankan modul I/O maka CPU akan melakukan eksekusi perintah –
perintah lainnya. Apabila modul I/O telah selesai menjalankan instruksi yang
diberikan padanya akan melakukan interupsi pada CPU bahwa tugasnya telah
selesai.
Dalam
teknik ini kendali perintah masih menjadi tanggung jawab CPU, baik pengambilan
perintah dari memori maupun pelaksanaan isi perintah tersebut. Terdapat
selangkah kemajuan dari teknik sebelumnya, yaitu CPU melakukan multitasking
beberapa perintah sekaligus sehingga tidak ada waktu tunggu bagi CPU
3. Direct
Memory Access (DMA)
Teknik
yang dijelaskan sebelumnya yaitu I/O terprogram dan Interrupt-Driven I/O
memiliki kelemahan, yaitu proses yang terjadi pada modul I/O masih melibatkan
CPU secara langsung. Hal ini berimplikasi pada :
·
Kelajuan transfer I/O yang tergantung pada
kecepatan operasi CPU.
·
Kerja CPU terganggu karena adanya
interupsi secara langsung.
Bertolak
dari kelemahan di atas, apalagi untuk menangani transfer data bervolume
besar dikembangkan teknik yang
lebih baik, dikenal dengan Direct Memory Access (DMA).
Prinsip
kerja DMA adalah CPU akan mendelegasikan kerja I/O kepada DMA, CPU hanya akan
terlibat pada awal proses untuk memberikan instruksi lengkap pada DMA dan akhir
proses saja. Dengan demikian CPU dapat menjalankan proses lainnya tanpa banyak
terganggu dengan interupsi.
Komponen Management Input Output
· Buffer : menampung sementara data dari/ke
perangkat I/O.
· Spooling : melakukan penjadwalan pemakaian
I/O sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).
· Menyediakan "driver" untuk dapat
melakukan operasi "rinci" untuk perangkat keras I/O tertentu.
· Manajemen perangkat masukan/keluaran
merupakan aspek perancangan sistem operasi terluas dan kompleks karena sangat
beragamnya perangkat dan aplikasinya.
C.
Penyimpanan
Sekunder
Penyimpanan sekunder (
secondary storage) adalah sarana penyimpanan yang berada satu tingkat di bawah
memori utama sebuah komputer dalam hirarki memori. Tidak seperti memori utama
komputer, penyimpanan sekunder tidak memiliki hubungan langsung dengan prosesor
melalui bus, sehingga harus melewati I/O.
Sarana
penyimpanan sekunder memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut:
1.
Non volatile(tahan lama).
Walaupun
komputer dimatikan, data-data yang disimpan di sarana penyimpanan sekunder tidak hilang. Data disimpan dalam piringan-piringan magnetik.
2. Tidak berhubungan langsung dengan bus CPU.
Dalam
struktur organisasi komputer modern, sarana penyimpanan sekunder terhubung dengan northbridge. Northbridge yang menghubungkan sarana penyimpanan sekunder pada
M/K dengan bus CPU.
3.
Lambat.
Data
yang berada di sarana penyimpanan sekunder memiliki waktu yang lebih lama untuk diakses ( read/write) dibandingkan dengan mengakses di memori utama. Selain
disebabkan oleh bandwidth bus yang lebih rendah, hal ini juga dikarenakan
adanya mekanisme perputaran head dan piringan magnetik yang memakan waktu.
4.
Harganya murah.
Perbandingan
harga yang dibayar oleh pengguna per byte data jauh lebih murah dibandingkan dengan harga memori utama.
Sarana
penyimpanan sekunder memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
·
Menyimpan berkas secara permanen.
Data
atau berkas diletakkan secara fisik pada piringan magnet dari disk, yang tidak
hilang walaupun komputer dimatikan ( non volatile)
·
Menyimpan program yang belum dieksekusi
prosesor.
Jika
sebuah program ingin dieksekusi oleh prosesor, program tersebut dibaca dari
disk, lalu diletakkan di memori utama komputer untuk selanjutnya dieksekusi
oleh prosesor menjadi proses.
·
Memori virtual.
Adalah
mekanisme sistem operasi untuk menjadikan beberapa ruang kosong dari disk
menjadi alamat-alamat memori virtual, sehingga prosesor bisa menggunakan
memorivirtual ini seolah- olah sebagai memori utama. Akan tetapi, karena
letaknya di penyimpanan sekunder, akses prosesor ke memori virtual menjadi jauh
lebih lambat dan menghambat kinerja komputer.
Sistem
operasi memiliki peran penting dalam manajemen penyimpanan sekunder. Tujuan
penting dari manajemen ini adalah untuk keamanan, efisiensi, dan optimalisasi
penggunaan sarana penyimpanan sekunder.
D.
Keamanan
Sistem
Keamanan sistem operasi
mencakup semua hal yang berkaitan dengan data-data penting terlindungi secara
sempurna, sedangkan proteksi merupakan tindakan mencegah penggunaan akses-akses
yang tidak seharusnya dilakukan.
Keamanan
sistem terbagi menjadi 3, yaitu:
1. Keamanan
eksternal (External Security): berkaitan dengan pengamanan fasilitas komputer dari penyusup, bencana alam, dll.
2. Keamanan
Interface Pemakai (User Interface Security): berkaitan dengan identifikasi
pemakai sebelum mengakses program dan data.
3. Keamanan
Internal (Internal Security): Berkaitan dengan pengamanan beragam kendali yang
dibangun pada perangkat keras komputer Anda dan sistem operasi untuk menjaga
integritas program dan data.
Kebutuhan
keamanan sistem komputer dikategorikan 3 aspek, yaitu:
1. Kerahasiaan
(secrecy, diantaranya adalah privasi), Keterjaminan bahwa informasi di sistem
komputer hanya dapat diakses oleh pihak-pihak yang diotorisasi.
2. Integritas
(integrity), keterjaminan bahwa sumber daya sistem komputer hanya dapat diubah
oleh pihak-pihak yg diotorisasi.
3. Ketersediaan
(availability), Keterjaminan bahwa sumber daya sistem komputer hanya dapat
diubah oleh pihak-pihak yang diotorisasi saat diperlukan. teknik untuk
mengamankan komputer anda password pengguna memilih satu kata kode sebagai
tembok pengaman, mengingatnya dan memasukkannya pada saat akan mengakses sistem
komputer. Teknik ini mempunyai kelemahan yang sangat banyak dan mudah ditembus.
Referensi:
http://www.pengertianku.net/2015/05/pengertian-manajemen-file-dan-manfaatnya.html
https://www.maxmanroe.com/vid/teknologi/komputer/pengertian-manajemen-file.html
http://sisteminformasi-stmik.blogspot.com/2016/05/manajemen-io-inputoutput.html
http://sistemoperasitakbirmiswar.blogspot.com/2016/05/manajemen-io.html
http://ftp.gunadarma.ac.id/linux/docs/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch05s07.html
https://lidyarobby.wordpress.com/2014/03/19/media-penyimpanan-sekundersecondary-storage-device/
https://rizkiadekputri.wordpress.com/2016/10/11/makalah-keamanan-pada-sistem-operasi/
http://evn011191.blogspot.com/2012/11/keamanan-sistem-operasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar